Breaking News
- PSS Sleman Diterjang Hujan, Cleberson Absen Berat dampak Cedera Parah
- Peluang SF Hariyanto Menguat di Golkar dan Gerindra Setelah Tidak Terdaftar di Bursa DPD PDI Perjuan
- KPU Riau Intensifkan Pengawasan: Kawal Tujuh KPU Daerah di MK
- Effendi Simbolon Usulkan Megawati Mundur dari Posisi Ketua Umum PDIP, Ini Pendapat Andreas Hugo Pare
- Agenda Hari Ini: Sidang PHPU untuk Kuansing dan Pekanbaru
- Prestasi Gemilang: KPU Riau Dibanjiri Penghargaan
- Semakin Kuat: Peluang SF Hariyanto Merapat ke Golkar dan Gerindra Riau Setelah DPD PDI Perjuangan
- Foto Hasto Kristiyanto Hilang dari Situs DPP PDIP Setelah Jadi Tersangka KPK
- Repol Sambut Positif Pencalonan Parisman Ikhwan untuk Ketua Golkar Riau
- Hasto Kristiyanto Angkat Suara Setelah Jadi Tersangka KPK: Isu Aspirasi Masa Jabatan 3 Periode
Desa Pejagatan Menjadi Wisata Edukasi Gerabah: Menumbuhkan Cinta pada Warisan Budaya Bangsa
Desa Pejagatan, Kutowinangun Bertransformasi Jadi Wisata Edukasi Tanah Liat, Mengawali Cinta pada Kekayaan Bangsa Berupa Gerabah

KEBUMEN - Desa Pejagatan di Kecamatan Kutowinangun, Kebumen kini mulai bertansformasi. Dari sebelumnya hanya sekadar sentra penghasil gerabah, sekarang mulai merambah ke wisata edukasi tanah liat. Kedua daya tarik desa ini pun sudah bisa berjalan beriringan.
Banyak pengalaman menarik yang ditawarkan ketika berkunjung ke Desa Pejagatan. Selain bebas membeli gerabah, ada juga tawaran lain berupa wisata edukasi. Bagi pelancong yang datang bisa dengan leluasa belajar bagaimana proses produksi gerabah tanah liat dari nol sampai siap jual.
Terobosan untuk mengenalkan potensi desa ini nyatanya disambut antusias masyarakat luas. Tak jarang berbagai kelompok dan elemen masyarakat datang hanya karena rasa penasaran. Mereka ingin tahu berbagai macam terkait geliat produksi gerabah di Desa Pejagatan. "Sekarang kami punya museum gerabah. Inilah yang menjadi daya tarik pengunjung umum," kata Pengurus Pokdarwis Desa Pejagatan, Nanang Setiawan, Jumat (17/1).
Dia mengatakan, wisata edukasi tanah liat kini selalu ramai pengunjung. Apalagi sekarang sudah dilengkapi berbagai fasilitas, seperti museum hingga tempat bermain anak. Daya tarik lain pengunjung juga diberi kesempatan produksi langsung gerabah untuk dijadikan buah tangan alias oleh-oleh. "Jadi bisa buat gerabah sendiri dan langsung dipandu perajin," terangnya.
Nanang menyampaikan, wisata edukasi tanah liat digagas sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya lokal. Dia pun berharap dari nilai edukasi tersebut dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda kepada warisan leluhur. Sebab menurutnya gerebah tanah liat merupakan aset berharga yang perlu dipertahankan. "Bagaimana mungkin mau cinta kekayaan bangsa kalau tidak dikenalkan sejak dini. Di sini kami mengawali," jelasnya.
Selain edukasi, pengunjung juga dipersilahkan untuk belanja gerabah sesuai keinginan. Tersedia berbagai jenis gerabah yang ditawarkan, seperti mangkuk, vas, piring, cobek dan perabot dapur lain. Setiap gerabah juga memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi bentuk, ukuran, motif dan warna. "Kami ada empat padukuhan, perajin itu merata di setiap padukuhan. Tinggal pilih mau belanja yang mana," terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pejagatan Mualip bersyukur produksi gerabah di Desa Pejagatan secara perlahan terus tumbuh. Meski begitu, tantangan yang dihadapi perajin semakin kompleks seiring banyaknya produk modern. "Memang berat, harus bersaing dengan barang industri. Tapi kenyataannya warga punya daya kreatif. Mencoba terima pesanan baru, kemudian ditularkan ke yang lain," bebernya.
Menurutnya, sentra gerabah di Desa Pejagatan cukup terbantu dengan pencanangan desa eduwisata tanah liat. Inovasi ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk belajar mengenai gerabah. "Dua hari ini ada sekitar 150 pengunjung yang datang. Kebanyakan itu anak sekolah. Ada juga pengunjung umum," jelas Mualip. (fid/pra)

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments