Breaking News
- PSS Sleman Diterjang Hujan, Cleberson Absen Berat dampak Cedera Parah
- Peluang SF Hariyanto Menguat di Golkar dan Gerindra Setelah Tidak Terdaftar di Bursa DPD PDI Perjuan
- KPU Riau Intensifkan Pengawasan: Kawal Tujuh KPU Daerah di MK
- Effendi Simbolon Usulkan Megawati Mundur dari Posisi Ketua Umum PDIP, Ini Pendapat Andreas Hugo Pare
- Agenda Hari Ini: Sidang PHPU untuk Kuansing dan Pekanbaru
- Prestasi Gemilang: KPU Riau Dibanjiri Penghargaan
- Semakin Kuat: Peluang SF Hariyanto Merapat ke Golkar dan Gerindra Riau Setelah DPD PDI Perjuangan
- Foto Hasto Kristiyanto Hilang dari Situs DPP PDIP Setelah Jadi Tersangka KPK
- Repol Sambut Positif Pencalonan Parisman Ikhwan untuk Ketua Golkar Riau
- Hasto Kristiyanto Angkat Suara Setelah Jadi Tersangka KPK: Isu Aspirasi Masa Jabatan 3 Periode
Inisiatif Pemkot Medan: Menggalang Warga Siap Siaga Bencana di Area Rawan Banjir
Pemkot Medan Dorong Warga Tangguh Bencana, Fokus pada Daerah Rawan Banjir
SuaraMedan.id - Pemkot Medan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, mengajak masyarakat untuk menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana.
Langkah ini diwujudkan melalui pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan Rumah Ibadah Tangguh Bencana (RITB) yang berlangsung selama tiga hari, mulai 11 hingga 13 Januari 2025, di Masjid Ar Rahman, Medan.
Kepala BPBD Kota Medan, Yunita Sari, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan warga, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai di Kecamatan Medan Maimun.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan warga Kota Medan dapat lebih tangguh menghadapi bencana dan mengetahui langkah tepat untuk meminimalkan dampaknya,” ujar Yunita, Sabtu.
Data BPBD Kota Medan menunjukkan bahwa pada 27 November 2024, sebanyak 24.874 warga di 10 kecamatan terdampak banjir akibat luapan tiga sungai besar yang melintasi Kota Medan, yaitu Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Sei Belawan.
Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir yang sering terjadi.
Yunita menambahkan, tanggap bencana sangat diperlukan untuk mempercepat respons ketika bencana terjadi, mengingat waktu yang dibutuhkan petugas seringkali tidak cukup cepat.
“Jika bencana terjadi, diperlukan tindakan tanggap dari masyarakat agar meminimalkan korban dan kerugian. Apalagi, terdapat tiga kelompok yang rentan, yaitu balita, lanjut usia, dan disabilitas,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman mengenai langkah awal yang harus dilakukan saat bencana, seperti penyelamatan kelompok rentan serta pembagian tanggung jawab di dalam keluarga untuk mencegah kepanikan.
Yunita juga mengingatkan pentingnya pengetahuan tanggap bencana untuk menghadapi berbagai situasi darurat.
Program ini diselenggarakan oleh HFI HUB Sumatera Utara (USAID-HFI Steady) dan mendapat sambutan positif dari Pemkot Medan.
“Kesiapsiagaan seperti ini menjadi penting bagi warga yang tinggal di kawasan sering terdampak bencana seperti banjir. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih sigap dan mengurangi dampak buruk bencana,” pungkas Yunita.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi bencana serta menciptakan lingkungan yang lebih tangguh di Kota Medan.

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments