Breaking News
- PSS Sleman Diterjang Hujan, Cleberson Absen Berat dampak Cedera Parah
- Peluang SF Hariyanto Menguat di Golkar dan Gerindra Setelah Tidak Terdaftar di Bursa DPD PDI Perjuan
- KPU Riau Intensifkan Pengawasan: Kawal Tujuh KPU Daerah di MK
- Effendi Simbolon Usulkan Megawati Mundur dari Posisi Ketua Umum PDIP, Ini Pendapat Andreas Hugo Pare
- Agenda Hari Ini: Sidang PHPU untuk Kuansing dan Pekanbaru
- Prestasi Gemilang: KPU Riau Dibanjiri Penghargaan
- Semakin Kuat: Peluang SF Hariyanto Merapat ke Golkar dan Gerindra Riau Setelah DPD PDI Perjuangan
- Foto Hasto Kristiyanto Hilang dari Situs DPP PDIP Setelah Jadi Tersangka KPK
- Repol Sambut Positif Pencalonan Parisman Ikhwan untuk Ketua Golkar Riau
- Hasto Kristiyanto Angkat Suara Setelah Jadi Tersangka KPK: Isu Aspirasi Masa Jabatan 3 Periode
Memahami Perfeksionisme: Beban dari Pencarian Kesempurnaan dan Solusi Mengatasinya
Perfeksionisme: Ketika Pencarian Kesempurnaan Menjadi Beban, Ketahui Dampak dan Cara Mengatasinya
SuaraMedan.id - Perilaku perfeksionis sering kali diasosiasikan dengan dedikasi tinggi terhadap tugas dan kewajiban.
Namun, di balik itu, perfeksionisme dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental, fisik, serta hubungan sosial seseorang.
Perfeksionisme didefinisikan sebagai perilaku menetapkan standar yang sangat tinggi dan mengkritik diri secara berlebihan ketika kesalahan terjadi.
Dalam kehidupan modern, perilaku ini semakin sering ditemukan, terutama di era digital yang mendorong individu untuk tampil sempurna di media sosial.
Menurut penelitian dari American Psychological Association, perfeksionisme kini menjadi semakin umum dalam masyarakat digital.
Alih-alih memotivasi, sikap perfeksionis cenderung membawa dampak negatif seperti stres, depresi, kelelahan kronis, hingga risiko bunuh diri.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Psychology menyebutkan bahwa perfeksionis sering kali dihantui ketakutan berlebihan terhadap kegagalan, yang pada akhirnya menciptakan kecemasan jangka panjang.
Akibatnya, mereka merasa tidak pernah cukup baik dan terjebak dalam lingkaran kritik terhadap diri sendiri.
Tak hanya itu, perfeksionis sering kali kesulitan memaafkan diri dan orang lain, bersikap terlalu kritis, dan akhirnya terisolasi dari kehidupan sosial.
Cara Efektif Mengatasi Perfeksionisme
Mengatasi perfeksionisme memerlukan usaha yang konsisten. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments